Direktur PT Anugerah Bahari Pasifik (ABP), Hengki Wijaya, menegaskan pentingnya kerja sama erat antara pemerintah dan sektor swasta dalam melindungi pekerja migran Indonesia (PMI) di sektor perikanan. Hal tersebut ia sampaikan dalam Seminar Hari Minggu Migran Sedunia yang digelar oleh Stella Maris Batam di Ballroom Pacific Palace Hotel, Minggu (21/9/2025), dengan tema “Berjalan dan Merawat Harapan Bersama Migran, Pelaut, dan Keluarganya.”
Hengki
menyoroti kerentanan para pekerja perikanan migran terhadap praktik eksploitasi
dan kriminalisasi, meskipun Indonesia merupakan salah satu penyumbang tenaga
kerja perikanan terbesar di dunia. “Kita perlu dibantu oleh pemerintah dalam
hal bisnis, khususnya untuk luar negeri. Upah yang bervariasi dan minimnya
jaminan perlindungan seharusnya mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah,”
tegasnya.
Ia menjelaskan
bahwa kompleksitas persoalan ini semakin meningkat karena setiap negara
penempatan memiliki kebijakan dan karakteristik berbeda. Oleh karena itu, peran
pemerintah dalam memperkuat regulasi, diplomasi, serta pengawasan terhadap agen
perekrutan sangatlah penting untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan
Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia.
Selain
mendorong peran negara, Hengki juga mengingatkan pentingnya kesadaran
masyarakat sebagai konsumen dalam rantai pasok global. “Kalau kita tetap
membeli produk hasil kerja paksa, maka sesungguhnya kita sedang mengonsumsi
hasil eksploitasi. No fishers, no fish,” tandasnya, menekankan bahwa
perlindungan pekerja migran bukan hanya urusan negara dan swasta, tetapi juga
tanggung jawab bersama konsumen dunia.
.png)
