Gereja Katolik Kevikepan Kepulauan Riau (Kepri) akan menggelar Seminar Hari Minggu Migran Sedunia pada Minggu, 21 September 2025 di Grand Ballroom Pacific Palace Hotel, Batam. Seminar ini mengangkat tema “Berjalan dan Merawat Harapan Bersama Para Migran, Pelaut, dan Keluarganya.”
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Minggu Migran Sedunia yang sudah sejak tahun 1914 dirayakan Gereja Katolik di seluruh dunia sebagai bentuk kepedulian terhadap para migran, pelaut, pengungsi, dan keluarganya.
RP. Ansensius Guntur CS, Direktur Stella Maris Batam kepada media menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan membangun kesadaran umat Katolik di Kevikepan Kepri tentang arah pastoral Gereja bagi para migran, pelaut, dan keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, juga untuk memperluas wawasan mengenai isu-isu migrasi, termasuk kebijakan pemerintah, peran serikat pekerja, serta keterlibatan lembaga HAM dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
"Oleh karena itu kami akan hadirkan tokoh-tokoh nasional juga yang kompeten berbicara terkait isu ini, sehingga ada insight yang dapat kita petik untuk membawa harapan kedepan, khususnya bagi para migran dan pelaut..." tambah Pater Yance, sapaan akrab RP. Ansensius Guntur CS.
Sejumlah tokoh nasional dan internasional dijadwalkan hadir sebagai narasumber, di antaranya; Mgr. Prof. Dr. Adrianus Sunarko, OFM (Uskup Keuskupan Pangkalpinang), Perwakilan dari Kementerian KP2MI, Anis Hidayah, S.H., M.H. (Ketua KOMNAS HAM), Dr. Jessica Sparks, PhD (Maritime Labor Expert, Amerika Serikat).
Turut akan memberikan sambutan, Ketua Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau - Keuskupan Pangkalpinang RD. Pascalis Saturnus atau Romo Paschal, Direktur Stella Maris Batam RP. Ansensius Guntur CS. Acara penting ini akan dimoderatori Riri Siti O. Malikah (Vice president of service (Asia) The Centre for Child Right and Business).
Selain itu, akan hadir pula pimpinan serikat pekerja, aktivis HAM, agen perekrut tenaga kerja, hingga keluarga pelaut untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi dalam panel.
Batam dipilih sebagai lokasi kegiatan mengingat posisinya yang strategis sebagai pintu keluar pekerja migran menuju Malaysia dan Singapura. Belakangan, Batam juga marak diberitakan terkait kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ke Myanmar dan Kamboja, di mana banyak korban dijebak bekerja sebagai scammer atau admin judi online.
Melalui seminar ini, Gereja Katolik bersama pemerintah, serikat pekerja, dan organisasi masyarakat sipil berharap dapat memperkuat kesadaran publik terhadap resiko migrasi, eksploitasi, hingga perdagangan manusia.
.png)
