Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Migran dan Pelaut Bukan Sendiri: Gereja Katolik Ada Bersama Mereka

Selasa, 14 Oktober 2025 | Oktober 14, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-15T03:19:48Z


Gereja Katolik Kevikepan Kepulauan Riau (Kepri) menggelar Seminar Hari Minggu Migran Sedunia pada Minggu, 21 September 2025, di Grand Ballroom Pacific Palace Hotel, Batam. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Minggu Migran Sedunia yang sejak tahun 1914 dirayakan Gereja Katolik di seluruh dunia sebagai bentuk kepedulian terhadap para migran, pelaut, pengungsi, dan keluarganya.

Dalam sambutannya, RP. Ansensius Guntur CS, Direktur Stella Maris Batam, menegaskan bahwa seminar ini dirancang untuk membangun kesadaran umat Katolik di Kevikepan Kepri mengenai arah pastoral Gereja bagi para migran, pelaut, dan keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan memperluas wawasan umat mengenai isu-isu migrasi, termasuk kebijakan pemerintah, peran serikat pekerja, serta keterlibatan lembaga HAM dalam memperjuangkan hak-hak pekerja migran.

“Batam dipilih sebagai lokasi kegiatan mengingat posisinya yang strategis sebagai pintu keluar pekerja migran menuju Malaysia dan Singapura. Belakangan, Batam juga marak diberitakan terkait kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ke Myanmar dan Kamboja, di mana banyak korban dijebak bekerja sebagai scammer atau admin judi online,” jelas Romo Yance, sapaan akrab RP. Ansensius Guntur CS.

Lebih lanjut, Romo Yance menjelaskan bahwa Stella Maris adalah organisasi Gereja Katolik yang didirikan pada tahun 1920 di Glasgow, Skotlandia, untuk melayani para pelaut di seluruh dunia, baik pelaut niaga maupun pelaut perikanan. Kehadiran Stella Maris di Batam menjadi yang pertama di Indonesia setelah organisasi ini berkembang di berbagai negara.

“Bapak-Ibu mungkin bertanya, mengapa kita harus merayakan Hari Minggu Migran Sedunia? Mengapa kita perlu memperhatikan nasib para pelaut? Untuk diketahui, 90 persen perdagangan dunia berlangsung melalui jalur laut. Tanpa pelaut, perekonomian dunia tidak akan bergerak. Begitu pula tanpa pelaut perikanan—atau yang biasa kita sebut nelayan—banyak bagian dunia akan terancam kelaparan,” tegasnya.

×
Berita Terbaru Update